AromaRPM – Malam luurr…. dalam sebuah usaha pasti ada aja tantangan dan rintangan nya, jalan sukses memang penuh bebatuan kalau peribahasa mengatakan. Satu pegalaman saya yang jika di hitung hari belum ada 2 bulan yang lalu. Mungkin dari dulur semua pernah dengar atau bahkan mengalami nya sendiri. Kita sedang jualan, namun kata orang yang hendak beli atau yang sekedar lewat katanya warung/toko kita sedang tutup, padahal buka sedari pagi hingga malam.

Pertama kali memang saya kurang meyakini dan percaya dengan hal itu. Namun yang ghaib memang ada. Dan saya mengalami nya….

Bermula ketika saya hendak membelikan makan malam untuk keluarga saya. Tak ada yang aneh hingga saya keluar dari gardu satpam di komplek perumahan yang saya tempati. Jalan depan komplek memang kalau jam sehabis isya relatif sepi. Saya menuju ke warung penjual lauk langganan saya di depan pasar. Namun sekitar 50 meter sebelum sampai di lokasi jualannya, mendadak ada yang aneh. Lampu-lampu toko di sekitar pasar itu tak seperti biasanya, lampu menyala namun tidak nampak suasana yang hidup disana. Orang-orang yang biasanya lalu lalang di pinggir jalan, tidak ada motor yang parkir di pinggir jalan seperti  biasanya, minimarket yang hanya terlihat petugas kasir berdiri di meja kasir nya padahal di halamannya banyak motor, mungkinkah motor konsumen? namun saya tak melihatnya di dalam minimarket itu. Ahhh pikir saya mungkin pada jongkok milih barang.

Saya belum sadar, Suasana sepi bener2 sepi, terlihat orang di dalam toko-toko namun mereka tak berinteraksi satu dgn lainnya. Kendaraan yang biasanya lewat lalu lalang mendadak sepi, padahal itu adalah jalan utama masuk ke kota saya tinggal. Ahh mungkin depan sana baru ada kereta lewat jadi sepi, pikir logis saya kembali. Saya berjalan pelan-pelan mencari warung langganan saya. Namun saya justru merasa asing dengan tempat ini, seperti baru pertama kali lewat. Mendadak saya bingung mencari nya, dan ragu-ragu dalam berkendara, seperti hendak berhenti atau lanjut.

Saya baru sadar ketika ada kabut/asap yang lewat depan saya. Angin yang membawa nya pun terasa sampai ke bulu kuduk saya yang instan berdiri, aroma nya lain bukan bau asap dan juga bukan bau kabut. Jika di gambarkan suasana kala itu seperti ini

Namun jernih tanpa kabut yang tebal, semua terkesan blueis/kebiru-biruan. Lampu putih yang bersinar putih pun terasa warna biru di ujung pancaran cahaya nya. Saya berjalan terus mencari warung tujuan saya. Saya lihat di sebelah kanan tidak ketemu, tengak tengok tidak juga ketemu, saya mulai berpikir mungkin sudah habis dagangan dia jadi gerobak nya di bawa pulang. Saya mulai putus asa, dan hendak beli lauk yang lain. Saya lanjut jalan dan mencari-cari ide, “mau beli apa ini buat lauk makan malam”. Saya berhenti sejenak di pinggir jalan dan membuka hp. Bertanya pada istri mau makan apa? Di jawab nya “terserah, aku manut”, singkat padat namun bikin penat. Saya hendak jalan lagi dan seperti biasa, mengucap bismallah sebelum jalan, saya belum jalan, tiba-tiba suasana berubah ada motor di lewat dari belakang saya, kemudian dari depan. Suasana mendadak ramai seperti biasanya. Dan ternyata, saya berhenti tepat di depan warung yang saya tuju.

Dalam kebingungan itu saya hanya terheran-heran dan mendekati warung nya, saya mulai membeli ini itu untuk lauk. Pas membayar saya iseng ngbrol sama penjualnya, kok tadi mencari warung nya kok kayak nggak susah banget dari deket makam kesini kok tampak beda ya mas? Dia jawabnya enteng, “biasa mas, malam jumat kok”. Setelah sedikit ngobrol, ternyata setiap malam jumat pasti begitu, ada beberapa orang yang seperti saya. Dan saya adalah orang ketiga di malam itu yang mengalaminya. Dan semua susah mencari warung si mas ini.

Usut punya usut ternyata warung mas ini (mungkin = karena tidak mau memvonis)kena teluh penglaris dari saingan usahanya (menurut beliau dan sempat di ceritakan kepada ustadz tempat dia menimba ilmu agama), ada yang tidak suka dengan lancarnya usaha beliau. Pertama-tama si mas ini belum sadar, kenapa kok setiap malam jumat pasti sepi dan dagangan pasti sisa banyak. Padahal hari lain biasa saja, setelah habis mahrib biasanya dah habis dan dah pulang. Namun tidak dengan malam jumat, pasti sepi. Hingga suatu masa si mas ini memilih setiap malam jumat mendingan tutup daripada rugi. Namun si mas ini memilih untuk mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa dari pada nuduh sana sini, dan dia berujar ke pada saya “kunci nya cuma dua mas, ihklas dan shodaqoh” rizki nya pasti tidak akan terhambat. Dan si mas ini pun memberitahu saya jika malam jumat mau beli disini lagi, sebelum lewat dekat makam baca doa dulu, minimal basmalah. Biar terhindar kejadian seperti tadi. Dan semenjak tau hal itu, mas ini makin semangat menjemput rizki nya.

Semoga menjadi pengingat, rizki sudah ada yang ngatur dan ada Alloh SWT di atas semua nya.

Nb: Si mas ini berjualan sekitar 30 m dekat dengan pemakamam umum yang lumayan besar.